skip to main  |
      skip to sidebar

1:01 PM

Unknown
No comments
 
  
- Makanlah sahur, sehingga membantu kekuatan fisikmu selama berpuasa; Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda : “Makan sahurlah kalian, sesungguhnya di dalam sahur itu terdapat berkah. ” HR.’Al-Bukhari dan Muslim)
 
-  “Bantulah  (kekuatan fisikmu) untuk berpuasa di siang hari dengan makan sahur, dan  untuk shalat malam dengan tidur siang ” (HR. Ibnu Khuzaimah dalam  Shahihnya)
 
- Akan  lebih utama jika makan sahur itu diakhirkan waktunya, sehingga  mengurangi rasa lapar dan haus. Hanya saja harus hati-hati, untuk itu  hendaknya Anda telah berhenti dari makan dan minum beberapa menit  sebelum terbit fajar, agar Anda tidak ragu-ragu.
 
- Segeralah berbuka jika matahari benar-benar telah tenggelam. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
 
- “Manusia  senantiasa dalam kebaikan, selama mereka menyegerakan berbuka dan  mengakhirkan sahur . ” (HR. Al-Bukhari, I\luslim dan At-Tirmidz)
 
- Usahakan mandi dari hadats besar sebelum terbit fajar, agar bisa melakukan ibadah dalam keadaan suci.
 
- Manfaatkan  bulan Ramadhan dengan sesuatu yang terbaik yang pernah diturunkan  didalamnya, yakni membaca Al-Qur’anul Karim. Sesungguhnya Jibril  ‘alaihis salam pada setiap malam di bulan Ramadhan selalu menemui Nabi  shallallahu ‘alaihi wasallam untuk membacakan Al-Qur’an baginya. (HR.  AL-Bukhari dan Muslim dari Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhu).Dan pada diri  Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ada teladan yang baik bagi kita.
 
- Jagalah  lisanmu dari berdusta, menggunjing, mengadu domba, mengolok-olok serta  perkataan mengada-ada. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
 
- “Barangsiapa  tidak meninggalkan pevkataan dan perbuatan dusta maka Allah tidak butuh  terhadap puasanya dari makan dan minum.” (HR. Al-Bukhari)
 
- Hendaknya  puasa tidak membuatmu keluar dari kebiasaan. Misalnya cepat marah dan  emosi hanya karena sebab sepele, dengan dalih bahwa engkau sedang puasa.  Sebaliknya, mestinya puasa membuat jiwamu tenang, tidak emosional. Dan  jika Anda diuji dengan seorang yang jahil atau pengumpat, jangan Anda  hadapi dia dengan perbuatan serupa. Nasihati dan tolaklah dengan cara  yang lebih baik. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
 
- “Puasa  adalah perisai, bila suatu hari seseorang dari kama beupuasa, hendaknya  ia tidak berkata buruk dan berteriak-teriak. Bila seseorang menghina  atau mencacinya, hendaknya ia berkata ‘Sesungguhnya aku sedang puasa”  (HR. Al- Bukhari, Muslim dan para penulis kitab Sunan)
 
- Harus lebih sabar, syukur, dan ihklas
 
- Ucapan  itu dimaksudkanagar ia menahan diri dan tidak melayani orang yang  mengumpatnya Di samping, juga mengingatkan agar ia menolak melakukan  penghinaan dan caci-maki.
 
- Hendaknya  Anda selesai dari puasa dengan membawa taqwa kepada Allah, takut dan  bersyukur pada-Nya, serta senantiasa istiqamah dalam agama-Nya. Hasil  yang baik itu hendaknya mengiringi Anda sepanjang tahun. Dan buah paling  utama dari puasa adalah taqwa, sebab Allah berfirman : “Agar kamu  bertaqwa. “(Al-Baqarah: 183)
 
- Jagalah  dirimu dari berbagai syahwat (keinginan), bahkan meskipun halal bagimu.  Hal itu agar tujuan puasa tercapai, dan mematahkan nafsu dari  keinginan. Jabir bin Abdillah radhiallahu ‘anhu berkata : “Jika kamu  berpuasa, hendaknya berpuasa pula pendengaranmu, penglihatanmu dan  lisanmu dari dusta dan dosa-dosa, tinggalkan menyakiti tetangga, dan  hendaknya kamu senantiasa bersikap tenang pada hari kama beupuasa jangan  pula kamu jadikan hari berbukamu sama dengan hari kamu berpuasa.”
 
- Hendaknya  makananmu dari yang halal. Jika kamu menahan diri dari yang haram pada  selain bulan Ramadhan maka pada bulan Ramadhan lebih utama. Dan tidak  ada gunanya engkau berpuasa dari yang halal, tetapi kamu berbuka dengan  yang haram.
 
- Perbanyaklah  bersedekah dan berbuat kebajikan. Dan hendaknya kamu lebih baik dan  lebih banyak berbuat kebajikan kepada keluargamu dibanding pada selain  bulan Ramadhan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah orang  yang paring dermawan, dan beliau lebih dermawan ketika bulan Ramadhan.
 
- Ucapkanlah  bismillah ketika kamu berbuka seraya berdo’a :”Ya Allah, karena-Mu aku  berpuasa, dan atas rezki-Mu aku berbuka. Ya Allah terimalah daripadaku,  sesungguhnya Engkau Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui “(44) (Lihat  Mulhaq (bonus) Majalah Al WaLul Islami bulan Ramadhan, 1390  H.hlm.38-40.)
 
- Memperbanyak  melakukan berbagai macam ibadah. Jibril’alaihis salam senantiasa  membacakan Al-Qur’anul Karim untuk beliau pada bulan Ramadhan; beliau  juga memperbanyak sedekah, kebajikan, membaca Al-Qur’anul Karim, shalat,  dzikir, i’tikaf dan bahkan beliau mengkhususkan beberapa macam ibadah  pada bulan Ramadhan, hal yang tidak beliau lakukan pada bulan-bulan  lain.
 
- Nabi  shallallahu ‘alaihi wasallam menyegerakan berbuka dan menganjurkan  demikian, beliau makan sahur dan mengakhirkannya, serta menganjurkan dan  memberi semangat orang lain untuk melakukan hal yang sama. Beliau  menghimbau agar berbuka dengan kurma, jika tidak mendapatkannya maka  dengan air.
 
- Nabi’shallallahu  ‘alaihi wasallam melarang orang yang berpuasa dari ucapan keji dan  caci-maki. Sebaliknya beliau memerintahkan agar ia mengatakan kepada  orang yang mencacinya, “Sesungguhnya aku sedang puasa.”
 
- Jika  beliau melakukan perjalanan di bulan Ramadhan, terkadang beliau  meneruskan puasanya dan terkadang pula berbuka. Dan membiarkan para  sahabatnya memilih antara berbuka atau puasa ketika dalam perjalanan.  Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam pernah mendapatkan fajar dalam  keadaan junub sehabis menggauli isterinya maka beliau segera mandi  setelah terbit fajar dan tetap berpuasa.
 
- Termasuk  petunjuk Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam adalah membebaskan dari  qadha’ puasa bagi orang yang makan atau minum karena lupa, dan  bahwasanya Allahlah yang memberinya makan dan minum.
 
- Dan  dalam riwayat shahih disebutkan bahwa beliau bersiwak dalam keadaan  puasa. Imam Ahmad meriwayatkan bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi  wasallam menuangkan air di atas kepalanya dalam keadaan puasa. Beliau  juga melakukan istinsyaq (menghirup air ke dalam hidung) serta berkumur  dalam keadaan puasa. Tetapi beliau melarang orang berpuasa melakukan  istinsyaq secara berlebihan. (Lihat kitab Zaadul Ma’ad fi Hadyi Khairil  ‘Ibaad, I/320-338 )
 
- Puasa  yang disyari’atkan adalah puasanya anggota badan dari dosa-dosa, dan  puasanya perut dari makan dan mimum. Sebagaimana makan dan minum  membatalkan dan merusak puasa, demikian pula halnya dengan dosa-dosa, ia  memangkas pahala puasa dan merusak buahnya, sehingga memposisikannya  pada kedudukan orang yang tidak berpuasa.
 
- Karena  itu, orang yang benar-benar berpuasa adalah orang yang puasa segenap  anggota badannya dari melakukan dosa-dosa; lisannya berpuasa dari dusta,  kekejian dan mengada-ada; perutnya berpuasa dari makan dan minum;  kemaluannya berpuasa dari bersenggama.
 
- Bila  berbicara, ia tidak berbicara dengan sesuatu yang menodai puasanya,  bila melakukan suatu pekerjaan ia tidak melakukan sesuatu yang merusak  puasanya. Ucapan yang keluar darinya selalu bermanfaat dan baik,  demikian pula dengan amal perbuatannya. Ia laksana wangi minyak kesturi,  yang tercium oleh orang yang bergaul dengan pembawa minyak tersebut.  Itulah metafor (perumpamaan) bergaul dengan orang yang berpuasa, ia akan  mengambil manfaat dari bergaul dengannya, aman dari kepalsuan, dusta,  kejahatan dan kezhaliman.
 
- Dalam  hadits riwayat Imam Ahmad disebutkan : “Dan sesungguhnya ban (mulut)  orang puasa itu lebih harum di sisi AIlah daripada aroma minyak kesturi.  “(HR. At-Tirmidzi dan ia berkata, hadits hasan shahih gharib).
 
- Inilah  puasa yang disyari’atkan. Tidak sekedar nahan diri dari makan dan  minum. Dalam sebuah menahan diri dari makan dan minum”. Dalam hadits  shahih disebutkan : “Barangsiapa tidak meninggalkan perkataan dan  perbuatan dusta serta kedunguan maka Allah tidak butuh terhadap puasanya  dari makan dan minum .(HR. Al-Bukhari, Ahmad dan lainnya)
 
- Dalam  hadits lain dikatakan : Betapa banyak orang puasa, bagian dari puasanya  (hanya) lapar dan dahaga. ” (HR. Ahmad, hadits hasan shahih) (Dan ia  menshahihkan hadits ini.)
 
 
 
 
 
 
  
 
 
 
  
 
0 komentar:
Posting Komentar